Madu murni tidak melewati tahap pasteurisasi sehingga spora dan serbuk sari berpotensi tumbuh di dalamnya. Seperti kita tahu, madu merupakan zat manis pekat yang diproduksi lebah, salah satu jenis serangga pemakan nektar bunga dan serbuk sari.
Chris Wagner dari Dallas Children’s Medical Center, menceritakan pengalamannya merawat pasien yang keracunan madu murni. Alergi terburuk yang berpotensi muncul adalah sesak napas, tekanan darah rendah, pusing, pingsan, hingga gagal jantung. "Karena Anda tidak bisa mengendalikan berapa banyak tepung sari dalam madu murni yang Anda makan," katanya.
Anak usia di bawah satu tahun juga sangat tidak disarankan untuk mengonsumsi madu, apalagi madu murni, karena efek alergi bisa lebih serius.
National Institutes of Health merekomendasikan agar mengonsumsi madu yang telah dipasteurisasi untuk mencegah efek buruk. Anak usia di bawah satu tahun juga sangat tidak disarankan untuk mengonsumsi madu, apalagi madu murni, karena efek alergi bisa lebih serius.
Berdasarkan peringatan dari Food Standards Agency (FSA), madu mengandung spora botulisme yang bisa menyebabkan penyakit serius bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan. Anak-anak di bawah usia satu tahun tidak memiliki kemampuan untuk melawannya. Sistem pencernaan bayi yang belum sempurna akan sangat rentan terserang botulisme. Spora Clostridium Botulinum dalam usus dan menghasilkan racun. Bayi yang menderita botulisme akan mengalami sembelit, kelemahan otot mulai dari wajah dan kepala, si kecil akan menangis lemah, tidak dapat menghisap dan kehilangan ekspresi di wajahnya. Sebagian besar juga mengalami masalah pernafasan.
Botulisme adalah keadaan di mana tubuh keracunan toksin yang diproduksi oleh bakteri Clostridium Botulinum. Bakteri ini memproduksi zat beracun yang sangat kuat dan dapat menyebabkan kerusakan saraf dan otot. Celakanya, madu bisa saja mengandung spora dari bakteri ini. Sehingga pihak medis tidak menyarankan untuk diberikan pada bayi di bawah satu tahun.
SOURCE
Artikel Terkait: