Bramirus Mikail | Asep Candra |
KOMPAS.com - Banyak penelitian membuktikan, kebiasaan merokok dapat memperpendek usia dan harapan hidup seseorang. Namun kabar baiknya, tak ada kata terlambat untuk berhenti merokok. Meskipun Anda terlambat berhenti merokok, tetapi hal itu dapat membantu memangkas risiko kematian dini.
Para ahli Pusat Penelitian Kanker Jerman di Heidelberg menganalisa data 17 penelitian sebelumnya di tujuh negara (Australia, Cina, Inggris, Jepang, Perancis, Spanyol dan Amerika Serikat) yang dipublikasikan antara tahun 1987 dan 2011. Peserta penelitian ini dipantau perkembangannya dalam kurun waktu berbeda yakni antara 3 sampai 50 tahun. Hasil analisa menunjukkan, mereka yang merokok berisiko 83 persen lebih besar mengalami kematian dari semua penyebab selama masa penelitian dibanding individu non-perokok.
Sementara itu, mantan perokok berisiko 34 persen lebih tinggi mengalami kematian dibandingkan mereka yang tak pernah merokok. Meski masih ada peningkatan risiko, tetapi setidaknya masih jauh lebih rendah dibandingkan peserta yang masih merokok.
Para ahli Pusat Penelitian Kanker Jerman di Heidelberg menganalisa data 17 penelitian sebelumnya di tujuh negara (Australia, Cina, Inggris, Jepang, Perancis, Spanyol dan Amerika Serikat) yang dipublikasikan antara tahun 1987 dan 2011. Peserta penelitian ini dipantau perkembangannya dalam kurun waktu berbeda yakni antara 3 sampai 50 tahun. Hasil analisa menunjukkan, mereka yang merokok berisiko 83 persen lebih besar mengalami kematian dari semua penyebab selama masa penelitian dibanding individu non-perokok.
Sementara itu, mantan perokok berisiko 34 persen lebih tinggi mengalami kematian dibandingkan mereka yang tak pernah merokok. Meski masih ada peningkatan risiko, tetapi setidaknya masih jauh lebih rendah dibandingkan peserta yang masih merokok.
"Berhenti merokok adalah penting untuk meningkatkan kualitas hidup, dan akan memiliki manfaat setiap kali hal itu dilakukan - meskipun lebih cepat lebih baik," kata Dr Michael Niederman, kepala departemen medis di Winthrop-University Hospital di Mineola, New York, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Internal Medicine pada 11 Juni 2012 itu jugamenemukan bahwa kelangsungan hidup tampaknya meningkat seiring jumlah waktu sejak seseorang berhenti merokok, bahkan pada usia lebih tua.
Ahli lain mengatakan bahwa meskipun temuan itu 'tidak mengejutkan,' ada pelajaran yang bisa dipetik dari data tersebut.
"Dalam pengalaman saya, orang yang telah merokok selama beberapa dekade kurang tertarik untuk berhenti dan cenderung tidak mendapat dukungan dari penyedia layanan kesehatan," kata Patricia Folan, direktur Pusat Pengendalian Tembakau di North Shore- LIJ Health System di Great Neck, NY
"Sepertinya ada anggapan bahwa jika mereka (perokok) telah memiliki kebiasaan merokok yang begitu lama - hingga menginjak usia 60, 70, 80 tahun -. mereka tidak perlu berhenti," katanya.
Namun, kata Folan, data studi terbaru menunjukkan sebaliknya. "Temuan ini dapat memberikan nilai tambah bagi perokok tua untuk berhenti dan mendorong penyedia layanan kesehatan untuk menargetkan kelompok perokok usia lanjut untuk berhenti," kata Folan.
Dr Tai Hing Lam, kepala departemen kedokteran masyarakat di University of Hong Kong, mengatakan, sebagian besar perokok terlalu meremehkan risiko dari rokok itu sendiri. Banyak perokok lebih tua salah mengerti dan beranggapan bahwa mereka terlalu tua untuk berhenti atau terlalu tua untuk mendapatkan keuntungan dari berhenti merokok. "Diperlukan peringatan yang sederhana, langsung, kuat dan berbasis bukti," katanya. SOURCE
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Archives of Internal Medicine pada 11 Juni 2012 itu jugamenemukan bahwa kelangsungan hidup tampaknya meningkat seiring jumlah waktu sejak seseorang berhenti merokok, bahkan pada usia lebih tua.
Ahli lain mengatakan bahwa meskipun temuan itu 'tidak mengejutkan,' ada pelajaran yang bisa dipetik dari data tersebut.
"Dalam pengalaman saya, orang yang telah merokok selama beberapa dekade kurang tertarik untuk berhenti dan cenderung tidak mendapat dukungan dari penyedia layanan kesehatan," kata Patricia Folan, direktur Pusat Pengendalian Tembakau di North Shore- LIJ Health System di Great Neck, NY
"Sepertinya ada anggapan bahwa jika mereka (perokok) telah memiliki kebiasaan merokok yang begitu lama - hingga menginjak usia 60, 70, 80 tahun -. mereka tidak perlu berhenti," katanya.
Namun, kata Folan, data studi terbaru menunjukkan sebaliknya. "Temuan ini dapat memberikan nilai tambah bagi perokok tua untuk berhenti dan mendorong penyedia layanan kesehatan untuk menargetkan kelompok perokok usia lanjut untuk berhenti," kata Folan.
Dr Tai Hing Lam, kepala departemen kedokteran masyarakat di University of Hong Kong, mengatakan, sebagian besar perokok terlalu meremehkan risiko dari rokok itu sendiri. Banyak perokok lebih tua salah mengerti dan beranggapan bahwa mereka terlalu tua untuk berhenti atau terlalu tua untuk mendapatkan keuntungan dari berhenti merokok. "Diperlukan peringatan yang sederhana, langsung, kuat dan berbasis bukti," katanya. SOURCE
Artikel Terkait: